Pemecatan Marco Giampaolo menorehkan rekor buruk bagi sang pelatih. Bukan saja karena performanya yang dinilai tak cukup kuat untuk mendongkrak prestasi Rossonerri tapi juga karena dia respon tim yang kurang bagus dengan setiap strategi yang disusunnya. Kini AC Milan harus memulai dari nol lagi untuk bisa bangkit dan bersinar mumpung musim 2019/2020 baru saja dimulai.
Bertahan Tiga Bulan Dengan Empat Kekalahan
Rekor buruk Giampaolo dimulai dengan masa jabatannya yang hanya menahkodai Rossonerri sebanyak tujuh pertandingan atau selama tiga bulan sejak Juni 2019 silam. Dalam tujuh liveskor terbaru yang dikomandoinya, AC Milan hanya mampu memenangkan tiga laga saja, sedangkan sisanya berakhir dengan kekalahan memalukan yang tak pernah dibayangkan oleh manajemen klub. termasuk saat harus takluk pada Fiorentina dengan skor 1-3.
Kondisi semakin miris ketika Rossonerri saat ini hanya mampu bertengger di posisi 13 dengan sembilan poin saja. Hanya beda satu posisi dengan Lecce yang merupakan klub yang nyaris terdegradasi musim lalu dan sedang berusaha bangkit. Jadi wajar saja pemecatan segera dilakukan, karena banyak yang berpendapat manajemen tak ingin tren buruk terus berlanjut jika Giampaolo masih mengarsiteki Donnarumma cs sampai akhir musim.
Menanggapi pemecatannya Giampaolo belum berikan komentar, namun beberapa pengamat menilai bahwa catatan buruk sang pelatih selama tujuh jadwal bola AC Milan musim ini akan sangat merugikan dirinya untuk berkarir di tempat lain. Padahal Giampaolo awalnya sempat gembar-gembor akan mampu mengangkat AC Milan ke puncak kejayaan seperti sebelumnya, namun sayang ucapannya belum terbukti.
Ini Pelatih AC Milan Yang Juga Berumur Singkat
Pecat-memecat pelatih dalam waktu singkat ternyata bukan kali pertama dilakukan manajemen klub yang bermarkas di Stadion San Siro itu. Sebelumnya sudah tercatat empat pelatih yang hanya seumur jagung melatih Rossonerri. Pertama adalah Daniele Angeloni pada tahun 1907 yang hanya bertahan selama enam pertandingan saja, lalu ada Paolo Barison di tahun 1976 yang melatih lima pertandingan.
Tak berhenti disitu, posisi lebih mengenaskan pernah dialami Francesco Zagatti tahun 1982 yang hanya diizinkan menjadi pelatih untuk dua kali pertandingan, sama halnya dengan Gunnar Gren di tahun 1953 dengan catatan yang sama. Alasan manajemen saat itu masih sama, karena para pelatih tersebut dinilai tak mampu memberikan hasil baik untuk setiap jadwal bola AC Milan kala itu.
Penggantian pelatih sebuah klub sepakbola memang hal biasa, tapi ketika dilakukan pada waktu yang relatif singkat maka menjadi luar biasa. Sebab untuk membangkitkan kekuatan sebuah tim yang sedang terpuruk bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika harus merealisasikan liveskor terbaru yang memuaskan, sebab semua itu butuh proses dan kerja keras semua pihak. Bagaimana menurutmu?